Liyangan, Reruntuhan Kejayaan Mataram Kuno yang Sempat Hilang

                 

Gambar 1. Situs Liyangan http://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/situs-liyangan-_160418155758-657.jpg (diunduh pada 03-09-2017 pkl. 01.38 WIB)

LIYANGAN - Bercerita mengenai tempat berserajarh di kabupaten Temanggung, Liyangan menjadi salah satu situs terbaik untuk dikunjungi. Menyimpan rahasia peradaban lampau masa perkampungan Mataram Kuno yang hingga saat ini masih terus diteliti. Lalu apa itu situs Liyangan??

Apa itu Liyangan, dan bagaimana sejarahnya...
     Seacara fisik, situs Liyangan ditemukan pada tahun 2008 oleh para penambang pasir. Situs tersebut berlokasi di tanah milik penduduk yang disewakan untuk keperluan penambangan. Penemuan pertama berupa talud, yoni, area dan batu-batuan candi. Penemuan selanjutnya adalah sebuah bangunan candi yang tinggal bagian kakinya dan di atasnya terdapat sebuah yoni yang sangat unik. Tidak seperti pada umumnya, yoni ini memiliki tiga lubang. Dari temuan terakhir yang sangat spektakuler, adalah temuan rumah panggung dari kayu yang hangus terbakar dan masih tampak berdiri tegak. Satu unit rumah tersebut berdiri di atas talud dari batu putih setinggi 2,5 m. Selain itu juga ditemukan satu unit rumah kayu lain, yang saat ini baru tampak pada bagian atapnya saja.

     Balai Arkeologi Yogyakarta yang selama 7 hari mulai tanggal 14 - 20 April 2010 melakukan penelitian lapangan memperkirakan kedua unit rumah tersebut adalah bangunan rumah m asa Mataram Kuno. Hal ini didasarkan pada lokasi yang berada di dekat dengan temuan candi Hindu yang berada di sebelah baratnya pada jarak sekitar 50 meter. Adanya profil klasik Jawa Tengah pada kakl candinya, diperkirakan candi ini berasal dari abad 9 Masehi. Diperkirakan bangunan rumah tersebut berada dalam satu kompfeks dengan candi, dan kemungkinan merupakan satu zaman.

     Penelitian selama 14 hari yang dilakukan Balai Arkeolog bertujuan untuk mengetahui potensi situs Liyangan, mengetahui karakter situs, dan mengetahui luasan situs. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan;
  1. Secara umum, potensi data arkeologi situs Liyangan tergolong tinggi berdasarkan indikasi antara lain ; luas situs, keragaman data berupa bangunan talud, candi, bekas rumah kayu dan bambu, struktur bangunan batu, komponen bangunan candi, lampu dari bahan tanah liat, dan wadah tembikar berbagai bentuk. Selain itu juga diperoleh informasi berupa struktur bangunan batu dan temuan tulang dan gigi hewan dan padi.
  2. Dua, berdasar gambaran hasil survey disimpulkan bahwa situs Liyangan   merupakan situs dengan karakter kompleks. Indikasi sebagai situs pemukiman, situs ritual, dan situs daerah pertanian. Kompleksitas karakter ini membawa pada pemikiran bahwa situs Liyangan adalah bekas pedusunan yang pernah berkembang pada masa Mataram Kuno. Ragam data dan karakter ini tergolong istimewa, mengingat inilah satu-satunya situs yang mengandung data arkeoiogi berupa sisa rumah dari masa Mataram Kuno.
  3. Tiga, Batasan imajiner situs Liyangan berdasarkan survey diperkirakan tidak kurang dari 2 hektar. Di area tersebut tersebar data arkeoiogi yang menunjukkan sebagai situs "Pedusunan masa Mataram Kuno". Mengingat sebagian situs terkubur lahar, sangat mungkin luasan situs lebih dari hasil survey.


     Dalam hal ini balai arkeologi merekomendasikan beberapa hal yaitu; data arkeologi berupa sisa-sisa rumah berbahan kayu dan bambu adalah indikasi paling dominan yang menunjukkan bahwa situs Liyangan merupakan situs pedusunan masa Mataram Kuno sekitar 1.000 tahun lalu. Data tersebut merupakan satu-satunya yang pernah ditemukan di Indonesia, sehingga memiliki arti sangat penting bukan hanya bagi pengembangan kebudayaan di Indonesia, tetapi  juga dalam skala internasional.

( http://laman.temanggungkab.go.id/berita/detail/2010/358/situs-liyangan.html )

How we got there??
     Situs ini berada di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (56255). Sekitar 40 menit dari kota, ada berbagai cara untuk dapat mengunjungi tempat ini. Akses jalan yang sudah lumayan bagus dapat dilewati oleh berbagai kendaraan, namun menurut Admin bus-bus besar belum dapat masuk ke daerah Liyangan mengingat daerah semula merupakan pemukiman warga Purbosari.

  • Kalian yang ingin mengunjungi dapat menggunakan kendaraan pribadi.
  • Untuk kendaraan umum, dapat mengendarai dari arah kota dengan estimasi biaya sekitar Rp30.000 pulang-pergi.
  • Opsi ketiga yaitu kalian dapat menggunakan taksi, namun tentu taksi memiliki biaya yang lebih mahal. Nah biasanya taksi di Temanggung tidak menggunakan argo per KM namun dengan sistim borongan. Mungkin saja untuk sekali pulang pergi ke Situs Liyangan berkisar Rp100.000
     Untuk rute, kalian bisa mengikuti GPS karena Admin sudah mengecek situs ini terdapat di Google Maps. Atau mengikuti arah jalan dari kota, menuju ke kecamatan Parakan dapat melalui dua jalur, Yaitu via jalur alternativ Bulu atau melalui Jalan Raya Kedu. Untuk dua jalur ini, Admin merasa rutenya sama saja. Setelah sampai Kecamatan Parakan, patokannya adalah pasar Legi Parakan ambil arah kanan menuju Ngadirejo. Nah sesampainya kalian di Ngadorejo, kalian bisa tanya-tanya ke warga sekitar. Tenang saja, Situs ini sudah terkenal di kalangan masyarakat Kabupaten Temanggung.

BIAYA - Ingin liburan hemat namun asik?? Temanggung adalah pilihan yang tepat! Berlibur ke Temanggung menurut Admin adalah salah satu yang termurah. Sebut saja kita berlibur ke Situs Liyangan atau hanya sekedar mengunjungi, tidak ada ratribusi untuk tiket masuk alias GRATIS. Kalian hanya dipungut biaya parkir sebesar Rp3.000 saja. 

Tips N' Trick
     Untuk kalian yang ingin mengujugi Situs ini, ada beberapa tips yang Admin bisa sampaikan berdasarkan pengalaman Admin berkunjung bersama teman-teman Admin,
  1. Jangan datang terlalu sore, karena posisi yang berada di dataran tinggi menjadikan daerah Situs Liyangan cepat berkabut ketika waktu sore menjelang. Biasanya sekitar pukul lima sore sudah mulai berkabut loh, sayangkan kalo cuma mau lihat kabut saja.
  2. Karena belum terdapat pengelolaan yang baik, sehingga jarang sekali ditemukan pedagang-pedagang makanan, Admin sarankan untuk membawa makanan sendiri.
  3. Berperilakulah sebagai wisatawan yang bijak dengan selalu menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan untuk keperluan bersama. :)




   Foto-foto diatas merupakan dokumentasi pribadi Mimin bersama teman-teman. Sayangnya kami terlalu sore menuju lokasi, sehingga suasana mulai petang.

SELAMAT BERWISATA, SALAM PARIWISATA!!








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tersembunyinya Pohon Raksasa Walitis di Hutan Rasamala

Menikmati Indahnya Suasana Sore di Taman Kali Progo

Pikatan Water Park, Pemandian Yang Tak Pernah Membosankan